Kamis, 30 Juni 2016

Makalah Matematika & Ilmu Alamiah Dasar (Bab 2)

Makalah Matematika & Ilmu Alamiah Dasar

Disusun oleh :
Nama                   : Rhaeditias Inggartika
Kelas                    : 1PA13
NPM                    : 15515863
Mata Kuliah         : Ilmu Alamiah Dasar
Dosen                   : Tri Surawan
                                     


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS /JURUSAN PSIKOLOGI
2016





BAB 2
Metode Ilmiah
1.4  Metode Ilmiah
1.      Pengertian Metode Ilmiah

·    Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat tersebut diun melakukan eksperimen. Jika suatu prediksi lolos uji berkali-kali, prediksi tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

·      Secara sederhana, metode ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan oleh para peneliti dalam menjawab masalah yang ada.

·     Dalam buku Schaum outline, metode ilmiah atau metode saintifik adalah langkah-langkah kerja rutin dari saintis-saintis aktif seiring dibimbingnya mereka oleh keingintahuan untuk mempelajari keteraturan dan hubungan di antara fenomena-fenomena yang mereka pelajari.

·      Metode ilmiah atau metode saintifik merupakan penerapan memikiran sehat setepat-tepatnya dalam penelitian  dan analisis data. 

·      Menurut Francis Bacon, Metode ilmiah adalah serangkaian langkah-langkah berupa melakukan identifikasi masalah, mengumpulkan data dalam cakupan masalah yang ada, memilah data untuk mencari hubungan, merumuskan hipotesis atau dugaan ilmiah sementara, menguji hipotesis secara tepat dan mengonfirmasi hipotesis/dugaan ilmiah apabila terdapat temuan temuan baru dalam eksperimen yang dilakukan. Langkah-langkah ilmiah tersebut dilakukan secara sistematis dan berurut.

·      Dari sumber lain, metode ilmiah atau method of scientific adalah suatu cara mencari dan mengungkapkan kebenaran dengan ciri obyektivitas. Disini kebenaran yang diperoleh secara konsepsional atau deduktif saja tidak cukup; harus diuji secara empiris.

·      Menurut sumber luar, metode ilmiah adalah proses dimana para ilmuwan, secara kolektif dan dari waktu ke waktu, berusaha untuk membangun sebuah representasi dunia atau jawaban dari fenomena-fenomena yang ada secara akurat (dapat diandalkan, konsisten dan sangat obyektif).
“(The scientific method is the process by which scientists, collectively and over time, endeavor to construct an accurate (that is, reliable, consistent and non-arbitrary) representation of the world)”.
Dari beberapa pengertian diatas, saya menyimpulkan bahwa metode ilmiah merupakan langkah-langkah atau proses keilmuan untuk mencari dan menjawab masalah yang ada.

2.      Syarat Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memiliki empat syarat,yaitu:
1. Objektif, Artinya pengetauan itu sesuai dengan objeknya/bukti.
2. Metodik, Artinya pengetahuan itu di peroleh dengan menggunakan cara-cara tertentu dan       terkontrol.
3. Sistematik, Artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu  
    system yang saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan  
    kesatuan yang utuh.
4. Berlaku Umum, Artinya pengetahuan itu tidak hanya diamati oleh beberapa orang tetapi       semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan meperoleh hasil yang                     sama/konsisten.

Ditinjau dari cara berpikir manusia,pada dasarnya terdapat dua cara pokok untuk memperoleh pengetahuan yang benar,ialah:
1.      Paham Rasionalisme
     Rasionalisme adalah paham atau pandangan yang senantiasa di dasarkan pada kemampuan akal daripada emosi. Dalam menyusun pengetahuannya, kaum rasionalis mempergunakan metode deduktif, namun terdapat masalah utama dalam rasionalisme yaitu evaluasi terhadap kebenaran dasar-dasar pemikiran atau alas an yang digunakan dalam penalaran deduktif.

2.      Paham Empirisme
     Empirisme adalah anggapan bahwa pengetahuan di peroleh dari pengalaman langsung atau dari indera.

3.      Perbedaan Cara Memperoleh Pengetahuan yang Tidak Ilmiah dengan yang Ilmiah

·    Pengetahuan tidak ilmiah adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan secara sistematik terhadap kemampuan diri manusia ataupun terhadap ide di dalam pikiran manusia secara deduktif dan analitik. Misalnya, pencak silat, bela diri, kebatinan, matematika, dan sebagainya.

·    Sedangkan, pengetahuan ilmiah adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia secara ilmiah, yakni dengan menerapkan metode ilmiah. Misalnya, kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek/lapangan) yang merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan menunjukan sebab-sebab hal/kejadian itu. Oleh karena itu cara memperoleh pengetahuan dan cara memperoleh pengetahuan ilmiah atau sains sudah jelas berbeda.

4.      Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah

Salah satu syarat ilmu pengetahuan ialah bahwa materi pengetahuan itu harus diperoleh melalui metode ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh pengetahuan itu menentukan apakah pengetahuan itu termasuk ilmiah atau tidak. Metode ilmiah tentu saja harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bercirikan objektivitas, konsisten, dan sistematik.
          Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut :
1.    Perumusan masalah
Mernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti. Masalah ini harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.    Penyusunan hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya  dalam suatu observasi atau eksperimentasi.
3.    Pengujian hipotesis
Mengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau melalui teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi.
4.    Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta (data), untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

          Keseluruhan langkah tersebut di atas harus ditempuh melalui urutan yang teratur, di mana langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya. Dari keterangan-keterangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah diuji secara empiris.

5.      Keunggulan dan Keterbatasan Serta Peranan Metode Ilmiah
a.      Keunggulan Metode Ilmiah
o  Mencintai kebenaran yang objektif, bersikap adil, dan semua akan menjurus ke arah hidup yang bahagia.
o  Menyadari kebenaran itu tidak absolut, hal ini dapat menjurus ke arah mencari kebenaran itu terus menerus.
o  Orang tidak percaya pada tahayul, astrologi maupun untung-untungan.
o  Membimbing untuk ingin tahu lebih banyak.
o  Membimbing untuk tidak berpikir secara prasangka.
o  Menerima pendapat orang lain atau bersikap toleran.
o  Membimbing untuk selalu bersikap optimis, teliti dan berani membuat suatu pernyataan yang  menurut keyakinan ilmiah kita adalah benar.

b.      Keterbatasan Metode Ilmiah
o  Metode ilmiah tidak mungkin menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib) karena tidak ada wujud dan ukuran yang jelas.
o  Terlalu bergantung pada objek yang ada.
o  Metode ilmiah akan berubah jika objek yang diamati berubah
o  Kurang valid, karena tidak semua hasil akan bisa diterapkan untuk daerah lain
o  Membutuhkan waktu penelitian yang lama, karena dilakukan secara berulang
o  Membutuhkan biaya karena setiap penelitian memerlukan alat bantu

c.       Peranan Metode Ilmiah
o  Untuk memberikan penjelasan logis dalam ilmu empiris
o  Sebagai landasan dalam melakukan suatu penelitian ilmiah
o  Memberikan bukti yang konkrit terhadap suatu ilmu pengetahuan

SUMBER


Rabu, 29 Juni 2016

Makalah Matematika & Ilmu Alamiah Dasar (Bab 1)

Makalah Ilmu Alamiah Dasar



Disusun oleh :
Nama                   : Rhaeditias Inggartika
Kelas                   : 1PA13
NPM                    : 15515863
Mata Kuliah        : Ilmu Alamiah Dasar
Dosen                  : Tri Surawan
                                     
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS /JURUSAN PSIKOLOGI
2016




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1            Pengertian Ilmu Alamiah Dasar
·     Pada dasarnya, Ilmu Alamiah Dasar bukan suatu ilmu yang berdiri sendiri, melainkan  kumpulan pengetahuan tentang konsep dasar dalam bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan  Teknologi). Jadi, Ilmu Alamiah Dasar tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya ilmu-ilmu  lainnya. Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science)  merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk  di muka bumi ini.
·      Ilmu Alamiah Dasar yang mempelajari dasar-dasar alamiah secara universal atau keseluruhan  tapi yang mencakup dasar-dasarnya saja.
·      Menurut Maskoeri Jasin di dalam bukunya yang berjudul Ilmu Alamiah Dasar yang diterbitkan PT Raja Grafindo Persada, beliau menyatakan bahwa “Ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala – gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini. Sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial saja”
·      Sedangkan menurut H. W. Fowler dalam bukunya “Sience” In Education, Ilmu Alamiah atau biasa disebut IPA yaitu ilmu yang sistimatis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan  gejala-gejala kebendaan dan  didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.
·      Selanjutnya H. Abau Ahmadi dan  A. Supatmo dalam buku SAP Ilmu Alamiah Dasar, menyatakan Ilmu Alamiah atau sering disebut IPA yaitu suatu  pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas- khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan,  penyusunan teori, eksperimentasi,  observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. IPA yaitu ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya.
·      Menurut Abdulah Aly dan Eny Rahma (2006:V), Ilmu Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi yang pembahasannya mencakup pengenalan IPA dan ruang lingkupnya.
Dari beberapa pernyataan dari para ahli diatas, timbul beberapa perbedaan dalam definisi tersebut yang menimbulkan tanda tanya tentang defnisi dari Ilmu Alamiah Dasar tersebut. Dari beberapa definisi diatas, saya menyimpulkan bahwa Ilmu Alamiah Dasar adalah sebuah pengetahuan atau ilmu tentang gejala-gejala alam secara universal tetapi hanya dasar-dasar tentang gejala alam tersebut dan merupakan sebuah ilmu yang aktif serta dinamis. Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu yang menggunakan metode yang sistematis dan mudah dilihat serta dirasakan oleh panca indera. Sebagai contoh, banjir. Di seluruh negara didunia pasti pernah mengalami bencana banjir. Banjir biasanya disebabkan karena hujan deras dan tidak adanya lahan untuk menyerap dan sering ditebangnya pepohonan.

Tujuan Ilmu Alamiah Dasar
     Tujuan Ilmu Alamiah Dasar terbagi dua,yaitu :
     a) Tujuan Instruksional Umum
Tujuannya adalah dapat memahami perkembangan penalaran manusia terhadap gejala-gejala alam sampai terwujudnya metode ilmiah yang secara khusus dari ilmu pengetahuan Alam.
     b) Tujuan Instruksional Khusus
     1. Dapat menjelaskan perkembangan naluri kehidupan manusia.
     2. Dapat menjelaskan perkembangan alam pikir manusia dalam memenuhi
         kebutuhan terhadap  "Rahasia ingin tahu" nya.
     3. Dapat memberi alasan yang diterima mitos dalam kehidupan masyarakat.



     Sedangkan fungsi dari Pengajaran Ilmu Alamiah Dasar adalah:
     1.  Mengembangkan apresiasi IPA dan teknologi kepada 
          mahasiswa Non-eksak.
           2.  Mendorong dan mengembangkan kemanfaatan Ilmu Alamiah Dasar 
            pada pengembangan diri, ilmu dan profesi para mahasiswa Non-eksak.

  
Ruang lingkup dari IBD adalah:

  1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan     budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya.
  2. Hakekat manusia yang universal (satu) tetapi beraneka ragam perwujudannya
  3. Konsep-konsep dasar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Konsep-konsep dasar tentang IPA           meliputi: Fisika, Kimia, Biologi (Botani, Zoologi, Morfologi, Anatomi, Fisiologi, Sitologi)

1.2             Perkembangan Alam Pikiran Manusia
A.      Hakekat Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1.      Hakekat Manusia
Manusia memiliki kemampuan berpikir, bernalar, berakal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia.Manusia memiliki beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain:

  1. Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiensyang dicerminkan             dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
  2. Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
  3. Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
  4. Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
  5. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
  6. Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).

2.      Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk kelangsungan hidupnya, dan memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebut idle curiousty. Sedangkan manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.

Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan 5W + 1H (What, When, Where, Who, Why dan How). Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad raya,bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah) lain yang ingin dijawab.

Manusia dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Pengetahuan baru muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode. Manusia sering menerka – nerka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo science. Cara memperoleh sains semu (pseudo science), antara lain :
1. Motos
2. Wahyu
3. Otoritas dan tradisi
4. Prasangka
5. Intuisi
6. Penemuan kebetulan
7. Cara – coba – ralat

Berbagai cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan ilmiah ataupun non-ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan non-ilmiah adalah dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat. Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola pikir yang lebih maju dari pola pikir motos, dimana terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Aliran ini disebut rasionalisme. Lebih lanjut lagi dikenal dengan metode deduksi yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang bersifat umum (Premis mayor) menuju ke yang khusus (Premis minor).
Dasar metode ilmiah sekarang adalah metode induksi, yang intinya adalah bahwa pengambilan keputusan dan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengaamatan atau eksperimen.

B.  Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan Fisik Manusia
Manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.  
b. Mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat.
c. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh.
f.  Berinteraksi dengan lingkungannya.
g. Bergerak.

Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.Bayi manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu bekerja dan berumah tangga.Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.

2. Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.

a.   Masa bayi (0 – 2 Tahun)
      Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. 
      Pada periode ini, perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat.

b.   Masa Kanak – kanak ( 2 – 7 Tahun )
      Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional. Pada periode ini,dorongan                       keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. 
      Namun, pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan lambang– lambang,seperti                   bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.

c.   Masa Usia Sekolah ( 7 – 11 Tahun )        
      Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata. Pada periode ini,anak sangat aktif,                 ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga           masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses perkembangan emosional si anak telah                         mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu.

d.   Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
      Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan         orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa,padahal secara           fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.

e.   Masa dewasa ( > 20 Tahun )
      Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka mampu               mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok       serta merupakan individu yang bertanggung jawab.  

3.  Sejarah Pengetahuan Manusia
      Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai         individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):

1. Tahap teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif, berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.

2. Tahap filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.

3. Tahap positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.

Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan ataupun “mitos.” Berikut ini perkembangan pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam, dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan yg diperoleh sampai zaman Babilonia.

Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales menyatakan bahwa bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras menyatakan bahwa bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama                       
            c. Socrates dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan
            sebagai pemula penyelidikan kehidupan manusia.
            d. Aristotelles menyatakan bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.

Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi,  astronomi, kimia dan biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desimal memunculkan ilmu aljbar.

Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg mengubah pola pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir yg lebih maju.

1.3            Mitos, Penalaran, dan Cara Memperoleh Pengetahuan
     Mitos adalah sebuah imajinasi dari manusia yang berusaha untuk menerangkan gejala alam yang ada pada saat itu yang dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib. Namun, disebabkan oleh keterbatasan manusia dalam menjelaskan hal tersebut sehingga cenderung diidentikkan dengan seorang dewa/dewi, tokoh misteri serta sesuatu yang berbau mistis. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu.

     Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari. Contoh lain: “Mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah”. Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan adanya “Yang kuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut legenda. Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya:

1. Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya. 

2. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar.

3. Alat Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis,masam,asin,dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain namun tidak semua orang bisa melakukannya.

4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat relative sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
    
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada yang sangat tajam  penglihatannya, ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat indera tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan  dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
a.   Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat.
b.   Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
c.  Hasrat ingin tahunya terpenuhi

Menurut Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap:
1. Tahap teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,  manusia berusaha untuk mencari atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib.
2. Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna menemukan hakikat segala sesuatu.
3. Tahap positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riel merupakan tahap dimana manusia telah mampu berfikir secara positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif , melalui pengamatan , percobaan dan perbandingan.

Puncak pemikiran mitos  adalah pada zaman Babilonia  yati kira-kira 700-600 SM. Orang Babilonia berpendapat  bahwa alam semesta  itu sebagai ruangan setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan  satu tahun yaitu satu kali matahari beredar ketempat semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babilonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos pengetahuan semacam ini disebut Pseudo science (sains palsu). Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah

  • Anaximander : “Langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar           mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat”
  • Anaximenes : “Unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat             Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila           memadat menjadi tanah.
  • Herakleitos, mengoreksi pendapat Anaximenes : “ Justru apilah yang menyebabkan             transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya”
  • Pythagoras (500 SM) mengatakan “Unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api,       udara dan air”.
  • Demokritos : “Bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian         terkecil yang disebut  Atomos atau atom”, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini             namun ada perubahan konsep.
  • Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain        dari dunia Islam yaitu Al-Biruni  seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer.        Pada abab 9-11 ilmu pengetahuan dan filasafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan        dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab berkembang menjadi kebudayaan      Internasional.
           Legenda adalah sebuah cerita yang dirangkai secara turun temurun dan dipercayai oleh                        masyarakat karena terbukti secara logis dalam pendeskripsian ceritanya, cenderung                              mengemukakan kehadiran seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu                                  daerah.Contohnya:
§  Tangkuban perahu yang berlokasi di kota Bandung, sebagai hasil perwujudan kemarahan                     sangkuriang yang telah gagal dalam mewujudkan pinta calon pinangannya yang merupakan ibu           kandungnya sendiri.
§  Sangkuriang
§  La Madukelleng
§  William Tell
§  Lutung Kasarung

     Cerita Rakyat  merupakan suatu peristiwa yang dikisahkan untuk menjelaskan akan terjadinya            sesuatu yang ada dimuka bumi ini. salah satu contoh kisah rakyat yakni tangkuban perahu sebagai      perwujudan kemarahan sangkuriang yang telah gagal dalam mewujudkan calon pinangannya yang      merupakan ibu kandungnya sendiri. Kisah bawang merah dan bawang putih yang telah kita kenal        sejak dahulu dapat menjadi salah satu contoh dalam hal ini. 
     Contohnya :
§  Malin Kundang
§  Si Pitung
§  Timun Mas

CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Menurut Charles Price ada 4 macam cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu:  

  • Percaya : Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
  • Wibawa : Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar
  • Apriori : Suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahui keadaan tertentu.
  • Metode Ilmiah : Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu2 untuk menentukan benar atau salah
Ilmu pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu:

  • Objektif           : Pengetahuan itu sesuai dengan Objek
  • Metodik           : Pengetahuan itu diperoleh dengan cara2 tertentu dan terkontrol
  • Sistematis        : Pengetahuan ilmiah itu tersusundalam suatu system, tidak berdiri sendiri                                satu sama lain saling berkaitan ,saling   menjelaskan,sehingga keseluruhan                             menjadi kesatuan yg utuh.
  • Berlaku Umum : Pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh beberapa                             orang saja ,tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan                                             menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten.

Ada 2 pokok untuk memperoleh pengetahuan yaitu:

  • Empiris, Yaitu pengetahuan yg disusun berdasarkan pada pengalaman, paham yg               dikembangkan disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia     diperoleh melalui penalaran rasional yg abstrak,namun diperoleh melalui pengalaman yg     kongkrit.
  • Rasionalisme, Yaitu suatu cara yg didasarkan pada suatu rasio. Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian hanya rasio sajalah yg dapat membawa orang kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam segala jalan pikiran

            Beberapa alasan mengapa manusia mudah menerima mitos
1. Keterbatasan pengetahuan manusia
2. Keterbatasan manusia dalam menalarkan sesuatu
3. Keingintahuan manusia yang telah terpenuhi untuk sementara
4. Keterbatasan alat indera manusia


DAFTAR PUSTAKA