Makalah Ilmu Alamiah Dasar
Disusun oleh :
Nama :
Rhaeditias Inggartika
Kelas : 1PA13
NPM : 15515863
Mata Kuliah :
Ilmu Alamiah Dasar
Dosen :
Tri Surawan
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS /JURUSAN PSIKOLOGI
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian
Ilmu Alamiah Dasar
· Pada dasarnya, Ilmu Alamiah Dasar bukan suatu
ilmu yang berdiri sendiri, melainkan kumpulan pengetahuan tentang konsep dasar
dalam bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Jadi, Ilmu Alamiah
Dasar tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya ilmu-ilmu lainnya. Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu
pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji
tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini.
· Ilmu Alamiah Dasar yang mempelajari dasar-dasar alamiah secara
universal atau keseluruhan tapi yang mencakup dasar-dasarnya saja.
· Menurut Maskoeri Jasin di dalam bukunya yang berjudul Ilmu
Alamiah Dasar yang diterbitkan PT Raja Grafindo Persada, beliau menyatakan
bahwa “Ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala –
gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini. Sehingga terbentuk konsep
dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji
konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial saja”
· Sedangkan menurut H. W. Fowler dalam bukunya “Sience”
In Education, Ilmu Alamiah atau biasa disebut IPA yaitu ilmu yang sistimatis
dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan
dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.
· Selanjutnya H. Abau Ahmadi dan A. Supatmo
dalam buku SAP Ilmu Alamiah Dasar, menyatakan Ilmu Alamiah atau sering disebut
IPA yaitu suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara
yang khas- khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi
dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang
lain. IPA yaitu ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya.
· Menurut Abdulah Aly dan Eny Rahma (2006:V),
Ilmu Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar
dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi yang pembahasannya
mencakup pengenalan IPA dan ruang lingkupnya.
Dari beberapa pernyataan dari
para ahli diatas, timbul beberapa perbedaan dalam definisi tersebut yang
menimbulkan tanda tanya tentang defnisi dari Ilmu Alamiah Dasar tersebut. Dari
beberapa definisi diatas, saya menyimpulkan bahwa Ilmu Alamiah Dasar adalah
sebuah pengetahuan atau ilmu tentang gejala-gejala alam secara universal tetapi
hanya dasar-dasar tentang gejala alam tersebut dan merupakan sebuah ilmu yang
aktif serta dinamis. Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu yang menggunakan metode
yang sistematis dan mudah dilihat serta dirasakan oleh panca indera. Sebagai
contoh, banjir. Di seluruh negara didunia pasti pernah mengalami bencana
banjir. Banjir biasanya disebabkan karena hujan deras dan tidak adanya lahan
untuk menyerap dan sering ditebangnya pepohonan.
Tujuan Ilmu
Alamiah Dasar
Tujuan Ilmu Alamiah Dasar terbagi dua,yaitu :
a) Tujuan Instruksional Umum
Tujuannya adalah dapat memahami perkembangan penalaran manusia
terhadap gejala-gejala alam sampai terwujudnya metode ilmiah yang secara khusus
dari ilmu pengetahuan Alam.
b) Tujuan Instruksional Khusus
1. Dapat menjelaskan perkembangan naluri kehidupan manusia.
2. Dapat menjelaskan perkembangan alam pikir manusia dalam memenuhi
kebutuhan
terhadap "Rahasia ingin tahu" nya.
3. Dapat memberi alasan yang diterima mitos dalam kehidupan masyarakat.
Sedangkan
fungsi dari Pengajaran Ilmu Alamiah Dasar adalah:
1. Mengembangkan
apresiasi IPA dan teknologi kepada
mahasiswa Non-eksak.
2. Mendorong
dan mengembangkan kemanfaatan Ilmu Alamiah Dasar
pada pengembangan diri, ilmu dan profesi para
mahasiswa Non-eksak.
Ruang
lingkup dari IBD adalah:
- Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati
dengan menggunakan pengetahuan budaya.
- Hakekat
manusia yang universal (satu) tetapi beraneka ragam perwujudannya
- Konsep-konsep
dasar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Konsep-konsep dasar tentang IPA meliputi: Fisika, Kimia, Biologi (Botani, Zoologi, Morfologi, Anatomi, Fisiologi, Sitologi)
1.2
Perkembangan Alam Pikiran Manusia
A. Hakekat Manusia dan Sifat
Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia
memiliki kemampuan berpikir, bernalar, berakal serta nuraninya memungkinkan
untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun
lingkungannya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh
karena itu, sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang
dimilikinya dan juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka
berkembanglah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan
pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar
menukar informasi antar manusia.Manusia
memiliki beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain:
- Manusia
sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
- Manusia
sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
- Manusia dapat berbicara (Homo Langues)
baik secara lisan maupun tulisan.
- Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
- Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
- Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang
mempunyai insting untuk kelangsungan hidupnya, dan memperoleh makanan, serta
hal-hal lainnya. Aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan
dinyatakan sebagai rasa keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebut idle
curiousty. Sedangkan manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan
penalaran, pemikiran logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa
ingin tahu yang selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Secara
sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan 5W + 1H
(What, When, Where, Who, Why dan How). Pengetahuan yang diperoleh dari alam
semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan
alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu
ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya,bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya.
Terkadang jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Pengetahuan
baru muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut
mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan
penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan
dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode. Manusia
sering menerka – nerka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang
disebut pseudo science. Cara memperoleh sains semu (pseudo science),
antara lain :
1. Motos
2. Wahyu
3.
Otoritas dan tradisi
4.
Prasangka
5.
Intuisi
6.
Penemuan kebetulan
7. Cara
– coba – ralat
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan ilmiah
ataupun non-ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan non-ilmiah adalah
dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti proses pemikiran yang
cermat. Pada zaman
Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola pikir yang lebih maju dari pola pikir motos,
dimana terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat,
logika atau rasional. Aliran ini disebut rasionalisme. Lebih lanjut lagi
dikenal dengan metode deduksi yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada
suatu yang bersifat umum (Premis mayor) menuju ke yang khusus (Premis minor).
Dasar
metode ilmiah sekarang adalah metode induksi, yang intinya adalah bahwa
pengambilan keputusan dan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengaamatan
atau eksperimen.
B. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak.
Tubuh
manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara
bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom
sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi
kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah
terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi
menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13,
janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ,
yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada
usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala
di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin
berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai
remaja.Bayi manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang
pandai berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian
anak manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut
masa bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta
pandai berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun,
anak tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan
mulai mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan
diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni
perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan
perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. Berikut
ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi
hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga
sebagai periode sensomotorik.
Pada periode ini, perkembangan kecerdasan bayi
sangat cepat.
b. Masa Kanak – kanak ( 2 – 7 Tahun )
Masa kanak – kanak disebut sebagai periode
praoperasional. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar,
sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya.
Namun, pada masa
ini pengungkapannya sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil
dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
c. Masa Usia Sekolah ( 7 – 11 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai periode
operasional nyata. Pada periode ini,anak sangat aktif, ditandai dengan
perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses perkembangan emosional si anak
telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu.
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode ini merupakan masa pertentangan
(konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa. Mereka
berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa,padahal secara fisik,
mental, dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan
individu untuk berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan
baik, menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan
individu yang bertanggung jawab.
3. Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam
sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai
keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap teologi atau fiktif
Pada
tahap teologi atau fiktif, berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang
pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan
dengan kekuatan gaib.
2. Tahap filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap
metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari
sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada
kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal
yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap positif atau ilmiah riil
Tahap
positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara
positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang
dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu
pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara
berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada
zaman Babilonia dan Yunani, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai
alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal
dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan,
imajinasi, kepercayaan ataupun “mitos.” Berikut ini perkembangan pengetahuan
manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat
dari batu, masa bercocok tanam, dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan
untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales menyatakan bahwa bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras menyatakan bahwa bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama
c. Socrates dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan
sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles menyatakan bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astronomi, kimia dan biolgi. Penulisan
bilangan Arab dan desimal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak
penemuan yg mengubah pola pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah
yang radikal, geosentrisme ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan
didukung oleh Gallileo. Ini dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern
dan membuka cara berpikir yg lebih maju.
1.3
Mitos,
Penalaran, dan Cara Memperoleh Pengetahuan
Mitos adalah sebuah imajinasi dari manusia
yang berusaha untuk menerangkan gejala alam yang ada pada saat itu yang
dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib. Namun, disebabkan oleh
keterbatasan manusia dalam menjelaskan hal tersebut sehingga cenderung
diidentikkan dengan seorang dewa/dewi, tokoh misteri serta sesuatu yang berbau
mistis. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif. Rasa ingin tahu
manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman.
Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu.
Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”,
karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah
selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari. Contoh lain:
“Mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka
sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah”. Dengan
menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan adanya “Yang kuasa” di
dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, atau
adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru
yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos. Cerita
yang berdasarkan atas mitos disebut legenda. Mitos
itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia
misalnya:
1. Alat
Penglihatan
Banyak
benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata.
Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda yang dilihat
terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya.
2. Alat
Pendengaran
Pendengaran
manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000
perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar.
3. Alat
Pencium dan Pengecap
Bau dan
rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya. Manusia hanya
bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis,masam,asin,dan pahit. Bau seperti
parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi
di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan
satu benda dengan benda yang lain namun tidak semua orang bisa melakukannya.
4. Alat
Perasa
Alat
perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat
relative sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat
indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada yang sangat
tajam penglihatannya, ada yang tidak.
Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat dari
keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir
dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat indera
tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas.
Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang diciptakan ini
masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi
kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat
pada masa itu karena:
a. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena
keterbatasan penginderaan
baik langsung maupun dengan alat.
b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
c. Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Menurut Auguste
comte (1798-1857),dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap:
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada
tahap teologi atau fiktif, manusia
berusaha untuk mencari atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib.
2. Tahap
filsafat atau metafisik atau abstrak
Tahap
metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari
sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan kepada
kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan kepada akalnya sendiri,akal
yang telah mampu melakukan abstraktasi guna menemukan hakikat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap
positif atau riel merupakan tahap dimana manusia telah mampu berfikir secara
positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang
dikembangkan secara positif , melalui pengamatan , percobaan dan perbandingan.
Puncak
pemikiran mitos adalah pada zaman
Babilonia yati kira-kira 700-600 SM.
Orang Babilonia berpendapat bahwa alam
semesta itu sebagai ruangan setengah
bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang-bintang
sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika
sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar
ketempat semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang
Babilonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos
pengetahuan semacam ini disebut Pseudo science (sains palsu). Tokoh-tokoh
Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu
adalah
- Anaximander
: “Langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat”
- Anaximenes
: “Unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
- Herakleitos, mengoreksi pendapat Anaximenes : “ Justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api
benda-benda akan seperti apa adanya”
- Pythagoras
(500 SM) mengatakan “Unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api, udara dan air”.
- Demokritos
: “Bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut
Atomos atau atom”, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada
perubahan konsep.
- Avicenna
(ibn-Shina abad 11), merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia Islam yaitu
Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan
asli dan komtemporer. Pada abab 9-11 ilmu pengetahuan dan filasafat Yunani
banyak yang diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab
berkembang menjadi kebudayaan Internasional.
Legenda
adalah sebuah cerita yang dirangkai secara turun temurun dan dipercayai oleh masyarakat karena terbukti secara logis dalam pendeskripsian ceritanya,
cenderung mengemukakan kehadiran seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya
suatu daerah.Contohnya:
§ Tangkuban perahu yang berlokasi di kota
Bandung, sebagai hasil perwujudan kemarahan sangkuriang yang telah
gagal dalam mewujudkan pinta calon pinangannya yang merupakan ibu kandungnya
sendiri.
§ Sangkuriang
§ La Madukelleng
§ William Tell
§ Lutung Kasarung
Cerita Rakyat
merupakan suatu peristiwa yang dikisahkan untuk menjelaskan akan
terjadinya sesuatu yang ada dimuka bumi ini. salah satu contoh kisah rakyat
yakni tangkuban perahu sebagai perwujudan kemarahan sangkuriang yang telah
gagal dalam mewujudkan calon pinangannya yang merupakan ibu kandungnya sendiri.
Kisah bawang merah dan bawang putih yang telah kita kenal sejak dahulu dapat
menjadi salah satu contoh dalam hal ini.
Contohnya
:
§ Malin Kundang
§ Si Pitung
§ Timun Mas
CARA
MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Menurut
Charles Price ada 4 macam cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
- Percaya : Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
- Wibawa :
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan
benar
- Apriori :
Suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahui keadaan tertentu.
- Metode Ilmiah
: Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu2 untuk menentukan benar atau salah
Ilmu
pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu:
- Objektif
: Pengetahuan itu sesuai dengan
Objek
- Metodik : Pengetahuan itu diperoleh dengan
cara2 tertentu dan terkontrol
- Sistematis
: Pengetahuan ilmiah itu
tersusundalam suatu system, tidak berdiri
sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga
keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh.
- Berlaku
Umum : Pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau
oleh beberapa orang saja ,tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten.
Ada 2
pokok untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
- Empiris,
Yaitu pengetahuan yg disusun berdasarkan pada pengalaman, paham yg dikembangkan
disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh
melalui penalaran rasional yg abstrak,namun diperoleh melalui pengalaman yg kongkrit.
- Rasionalisme,
Yaitu suatu cara yg didasarkan pada suatu rasio. Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber
dan pangkal dari segala pengertian hanya rasio sajalah yg dapat membawa orang
kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam segala jalan pikiran
Beberapa
alasan mengapa manusia mudah menerima mitos
1. Keterbatasan
pengetahuan manusia
2. Keterbatasan
manusia dalam menalarkan sesuatu
3. Keingintahuan
manusia yang telah terpenuhi untuk sementara
4. Keterbatasan
alat indera manusia
DAFTAR
PUSTAKA