Makalah
Ilmu Budaya Dasar
Disusun oleh :
Nama :
RHAEDITIAS INGGARTIKA
Kelas :
1PA13
NPM :
15515863
Mata Kuliah :
Ilmu Budaya Dasar
Dosen :
JHON HENDRI
PSIKOLOGI
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015/2016
BAB
XII DAN XIII
MANUSIA
DAN KEGELISAHAN
1.
Pengertian
Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah. Dalam kamus umum bahasa Indonesia,
WJS Poerwadarminto, gelisah artinya tidak tentram hatinya,selalu merasa khawatir; tidak dapat tenang dalam hidupnya; cemas.
Jadi, kegelisahan adalah gejala universal, ada pada
manusia dimana saja.
Kegelisahan
timbul karena perbuatan manusia sendiri atau karena keadaan
dari luar lingkungan manusia sendiri, yang memberi pengaruh psikologis,
yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain.
Kegelisahan
hanya bisa diketahui melalui tingkah laku atau gerak-gerik seseorang
dalam situasi tertentu. Tingkah laku atau gerak-gerik orang yang sedang gelisah umunya lain dari biasanya. Contohnya ada yang
menggerakkan kakinya terus menerus, berjalan mondar
mandir, murung dan lain-lain.
Kegelisahan
juga bisa dikatakan sebagai ekspresi dari kecemasan. Karena itu
dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan. Masalah kecemasan berkaitan juga
dengan masalah frustasi yang secara definisi dapat
disebutkan, bahwa seseorang yang mengalami frustasi
disebabkan karena keinginannya tidak tercapai.
Manusia
suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Tragedy
dunia modern tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa
individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup,
keadaan yang tidak stabil dan seterusnya kegelisahan
dalam konteks budaya dapatkah dikatakan sebagai akibat adanya instik
manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya mencari kesempurnaan.Alasan mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia
memiliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahannya
berupa:
a. Keterasingan
b. Kesepian, dan
c. Ketidakpastian
Perasaan seseorang
yang sedang gelisah ialah hatinya tidak tentram, merasa
khawatir,cemas, takut, dsb.Untuk mengatasi kegeisahan
ini, manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman,
taqwa dan amal shaleh. Seperti Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah, lagi kikir; apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, tetapi bila mendapat
kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang
mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan
shalatnya dan orang-oran yang dalamhartanya tersedia bagian tertentu,
bagi orang (miskin) yang meminta dan orang (miskin) yang tidak bisa meminta, ......... (QS. Al-Ma’arij, 70: 18-27).
Perasaan cemas menurut
Sigmund Freud ada tiga macam, yaitu:
1. Kecemasan kenyataan (obyektif) Contohnya: Anaknya yang belum pulang, orang
tua yang sedang sakit
2. Kecemasan neurotic (saraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamtan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
S. Freud kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yaitu:
a. Kecemasan yang timbul karena penyesuaian
diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang
itu takut akan bayangannya sendiri sehingga menekan
dan menguasai ego.
b. Rasa takut irrasional atau phobia. Rasa
takut ini sudah menular, sehingga kadang-kadang tanpa
alas an dan hanya karena pandangan saja. Yang kemudian
dilanjutkan dengan khayalan yang kuat dapat menimbulkan rasa
takut.
Contoh
: Orang takut ular, takut binatang berbulu, dsb.
c. Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap
dan sebagainya.
Contoh
:
- Seorang yang tak bisa bernyanyi atau
bicara didepan umum, maka ia gelisah dan hilang
keseimbangan.
- Penyesuaian diri dengan lingkungan
3. Kecemasan moral
Hal ini muncul dari emosi diri
sendiri seperti perasaan iri dan sebagainya.
Contoh
: Datuk meringgi iri melihat kemajuan usaha bagindo
sulaiman. Hatinya selalu gelisah, takut usahanya akan
mati, kalah bersaing. Karena itu ia selalu menyuruh
orang agar membakar took Bagindo sulaiman.
2.
Sebab-sebab
orang gelisah
Gelisah
terkadang membuat seseorang tidak nyaman. Kegelisahan berasal dari kata gelisah
yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, dan
cemas. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang-orang menjadi
gelisah. Diantaranya :
1. Panik
Panik
adalah sebuah perasaan dari ketakutan dan kecemasan. Panik merupakan
ketakutan dan kecemasan yang terjadi secara mendadak dari sebuah
peristiwa yang terjadi. Rasa panik dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah.Dengan adanya rasa
panik otomatis timbulnya perasaan tidak tenang dan mengakibatkan seseorang
menjadi gelisah.
2.
Kesulitan
ekonomi
Kesulitan
ekonomi merupakan kesulitan yang dialami ketika seseorang merasakan
kondisi sulit dalam kehidupan ekonomi. Seperti hal nya tidak mempunyai
uang atau kelangkaan dalam suatu barang pemuas kebutuhan. Dengan
adanya kesulitan ekonomi, ada beberapa orang yang merasa terdesak dan gelisah untuk berfikir bagaimana caranya agar bisa
menyelesaikan kesulitan ekonomi tersebut.
3. Persiapan yang tidak matang
Segala
sesuatu kegiatan yang dilakukan, harus dengan persiapan yang matang. Apabila kita akan melakukan sesuatu tetapi
belum ada persiapan yang matang, maka dapat
terjadi kegelisahan. Contoh nya seperti dalam menghadapi
ujian, tetapi belum ada persiapan yang
matang dalam menjalani ujian tersebut, maka
kemungkinan perasaan gelisah akan timbul.
Bukan
merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang
diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia
muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan
faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan
manusia sampai akhir hayatnya. Faktor
penyebab kegelisahan antara lain:
4.
Cinta Diri
Kecintaan
seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian
orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga
terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan
melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri
sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang
berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut.
5.
Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam
beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian
seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari
(mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan
larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang
telah mengguncangkan jiwanya.
6.
Gejolak Hati
7.
Rasa Takut dan Malu
Mungkin,
sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri
dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang
sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena
itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu
menghadapi problem yang sangat besar dan
menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa
seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara
untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang
mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar
dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada
akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
8.
Tidak Merasa Aman
Dalam
keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan
menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak
adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini
merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan
dalam mengendalikan diri.
9.
Jiwa yang Lemah
Kelemahan
jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga
kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan
kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia
menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding
dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah
kedalam bentuk perasaan lemah.
3.
Usaha-usaha
mengatasi kegelisahan
Cara
yang digunakan dalam mengatasi kegelisahan:
1) Bersikap Tenang
Tenang merupakan sikap
mengontrol perasaan menjadi rileks. Pada saat seseorang
merasa gelisah, sikap tenang dapat membantu menghilangkan atau mengurangi kegelisahan dengan merileks kan perasaan serta
fikiran.
2) Intropeksi Diri
Pada saat gelisah,
intropeksi diri sangat diperlukan untuk membantu menghilangkanperasaan
gelisah. Dengan adanya intropeksi diri seseorang akan mulai
berfikir apa penyebab kegelisahan nya dan bagaimana cara menyelesaikan
permasalahan nya tanpa harus merasa gelisah.
3) Berserah Diri Kepada Tuhan
Kegelisahan terkadang
membuat diri seseorang lupa akan ada nya Tuhan yang selalu siap membantu.
Apapun yang membuat kita gelisah, apabila kita memasrahkan diri kepada tuhan
kemungkinan tuhan akan memberikan jalan keluar dari
kegelisahan yang kita alami.
4) Bercerita kepada seseorang
Apabila sedang
mengalami kegelisahan, alangkah baik nya apabila seseorang dapat
menceritakan permasalahan yangmembuatnya gelisah. Dengan adanya bercerita kepada seseorang, permasalahan yang sedang dialami
bisa mendapatkankan pendapat ataupun saran. Jadi
kemungkinan kegelisahan tidak akan bertambah dengan
adanya pendapat atau saran yang diterima.
4.
Keterasingan
Keterasingan
berasal dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata
terasing berarti tersisihkan dari pergaulan,
terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan
berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil. Apapun makna yang
kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang jelas ia
merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian
dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan
pun memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama
setiap orang akan pernah mengalami keterasingan ini,
meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Contoh
: Murni gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak dan hilir mudik bergantian datang dan mengajak pergi. Pada
suatu hari tersiar berita ia mendapat “kecelakaan”.
Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan tak ada
kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia hidup dalam
keterasingan.
- Sebab – sebab
keterasingan
Bila
kita memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan kawan-kawannya, hidup menyendiri, karena malu atas perbuatannya
yang melanggar moral. Jadi, sebab-sebab hidup terasing
itu bersumber pada :
a.
Perbuatan yang
tidak dapat diterima oleh masyarakat, antara lain mencuri, bersikap
angkuh atau sombong.
b.
Sikap rendah
diri. Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah
sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa
dirinya selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang laku,
tidak atau kurang mampu di hadapan orang lain. Sikap ini disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain yang menganggap dirinya
rendah, tetapi justru dirinya sendiri, tetapi juga
tidak baik bagi masyarakat. Sikap rendah diri disebabkan
antara lain kemungkinan cacat fisik, status sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan karena kesalahan perbuatannya.
c.
Keterasingan
karena cacat fisik. Cacat fisik tidak perlu membuat hidup terasing karena itu
adalah kehendak Tuhan. Namun, seringkali manusia
memiliki jalan pikiran yang berbeda. Erasa malu anak
atau cucunya cacat fisik, maka disingkirkannya anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam keterasingan.
d.
Keterasingan
karena sosial-ekonomi. Ekonomi kuat atau lemah adalah anugerah Tuhan. Orang
tidak boleh membanggakan kekayaan dan tidak boleh pula
merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang minim.
Namun dalam kenyataan lain keadaannya, orang-orang
yang tergolong lemah ekonominya seringkali merasa rendah diri. Akibatnya orang-orang kaya sering membanggakan kekayaannya,
meskipun tanpa disengaja.
e.
Keterasingan
karena rendah pendidikan. Banyak juga orang yang merasa rendah diri karena
rendah pendidikannya dan tidak dapat mengikuti jalan
pikiran orang yang berpendidikan tinggi dan banyak
pengalaman.Dalam pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang berpengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan
diri karena merasa sulit menempatkan diri.
Contoh
: Akil yang merasa berpendidikan rendah, tidak mau
bercakap-cakap dengan tamu dalam pertemuan itu.
Apalagi tamu-tamu itu sebentar-sebentar mempergunakan
bahasa asing yang belum pernah didengarkannya. Ia merasa makin
takut meskipun pakiannya tidak kalah dengan mereka karena pendidikan
dan pengalamannya jauh lebih rendah dari mereka. Karena itu ia menghindarkan diri dan menyendiri saja.
f.
Keterasingan
karena perbuatannya. Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa
malu, dunia rasanya sempit, bila melihat orang,
mukanya ditutupi. Itu semua akibat dari perbuatannya,
yang tidak bisa diterima oleh masyarakat lingkungannya. Banyak
perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Contoh
: Selama ini Tn. Adi terkenal sebagai orang terhormat.
Semua penduduk di wilayahnya mengenal siapa Tn. Adi,
pegawai tinggi suatu instansi, ramah, dan dermawan.
Tiba-tiba tersiar berita di koran bahwa Tn. Adi tersangkut korupsi milyaran. Dengan adanya berita itu, Tn. Adi tidak pernah
keluar, apalagi bergaul. Setiap ada undangan tidak
pernah datang. Ia mengurung diri di rumah, hidup dalam
keterasingan.
g.
Takut
kehilangan hak.
Contoh
: Oyong mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang dan mengajaknya berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti
kalah. Ia tak kenal istilah musyawarah, akibatnya
semua teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya,
sehingga ia terasing dari pergaulan. Jadi, bila kita renungkan, orang hidup dalam keterasingan karena takut kehilangan haknya.
Seperti halnya Oyong yang merasa takut kehilangan hak
nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain,
sehingga bila ada orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya
berkelahi.
h.
Kerinduan.Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa
kerinduan yang begitu hebat baik terhadap keluarga,
teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu tempat.
Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang
yang berada jauh dari keluarga akan merasakan
kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya. Dalam
kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang bersangkutan
merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi
kebutuhannya.
-
Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan
Keterasingan
biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, rendah
diri, atau karena perbuatan yang melanggar norma hukum. Untuk mengatasi
keterasingan ini diperlukan kesadaran yang tinggi. Orang bersikap demikian karena menganggap semua yang mereka lakukan adalah
benar. Lain halnya dengan orang yang rendah diri.
Orang yang mempunyai sifat ini biasanya sadar akan
kekurangannya. Untuk meningkatkan harga diri, ia harus banyak
belajar dan bergaul. Pergaulan itu dilakukan sedikit demi sedikit dan terus meningkat, sehingga akhirnya menjadi biasa.
5.
Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak
pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian
adalah keadaan sepi atau hal sepi. Contoh :
1. Setelah anaknya
yang telah menikah itu memiliki rumah sendiri, ibu Hadi
merasa kesepian.
2. Setelah tembakan
gencar itu berhenti, jalan-jalan tampak sepi. Orang-orang
takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
3. Karena pak Parman
dan ibu Parman kurang bergaul, ditambah keadaan hari
itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan anaknya sepi, tamu kurang
sekali.
Setiap orang pernah
mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup
manusia. Lama atau sebentar perasaan kesepian ini bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
-
Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam
penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya adalah frustasi.
Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan
sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri. Contoh : Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu,
meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian, dan
keindahan. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi
keadaan diluar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan
istana dan pergi ke hutan ke tempat yang lebih sunyi untuk mencari
hakikat hidup.
Bila
kita perhatikan sepintas lalu mungkin keterasingan dan kesepian hampir serupa, tetapi sebenarnya tidak sama, walaupun keduanya ada
hubungannya. Perbedaan antara keduanya hanya terletak
pada sebab akibat. Kesepian merupakan akibat dari
keterasingan dan keterasingan sebagai akibat sombong, angkuh,
kaku, keras kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan. Akibatnya,
orang yang dijauhi itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga mereka merasa kesepian.Menurut
Middlebrook (1980), ada 2 faktor penyebab kesepian yaitu :
1) Faktor Psikologis, yang terdiri dari :
a. Existential Loneliness : Kesepian yang
disebabkan oleh kenyataan atau adanya keterbatasan
keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang
dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
b.
Pengalaman
traumatis karena hilangnya orang-orang terdekat : Hilangnya seseorang
yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari
seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
c.
Kurangnya
dukungan dari orang lain atau orang-orang terdekat : Kesepian yang
dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Orang yang mengalami
kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan
dan ditolak dalam lingkungannya.
d.
Adanya suatu
masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan : Bila seseorang
telah merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya
dan merasa kosong serta menghindarkan diri untuk mengadakan hubungan
dengan lingkungannya.
e.
Memiliki rasa
kurang percaya diri : Meskipun individu dapat
melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia
merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang
melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
f.
Kepribadian
yang tidak sesuai dengan lingkungan : Orang-orang yang menjengkelkan,
seperti : pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan
bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
g.
Ketakutan untuk
menanggung resiko sosial : Seseorang akan merasa takut jika
terlalu dekat dengan orang lain, tidak mau bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai
sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2) Faktor Sosiologis, yang terdiri dari :
a.
Takut dikenal
orang lain : Seseorang akan merasa takut dikenal oleh orang lain,
sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
b.
Nilai-nilai
yang berlaku pada lingkungan sosial : Nilai-nilai yang dianut masyarakat
seperti privacy dan kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa
kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
c.
Kehidupan di
rumah : Rutinitas kegiatan di rumah seperti : adanya jam makan,
keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang
merasa kesepian karena ia merasakan kejenuhan.
d.
Perubahan
pola-pola dalam keluarga : Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota
keluarga lain.
e.
Berpindah
tempat : Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang
akrab dengan orang disekitarnya.
f.
Terlalu banyak
jumlah orang dalam suatu organisasi : Terlalu banyak orang di
sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
Menurut
Sadler (dalam Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan
karena lima hal, yaitu :
- Interpersonal Problems : disebabkan karena ada subjek kehilangan orang terdekat atau memutuskan hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
- Social Shock : masalah-masalah sosial yang seringkali membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
- Culture Shock : ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali kesepian.
- Cosmic Problems : berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan dari kehidupan yang sedang dijalaninya.
- Psychological Problems : masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.
6.
Ketidak Pastian
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan
kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat
pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian
itu disebabkan oleh berbagai sebab, yang
paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian
atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia.
Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil
sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan
adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang
kehilangan induknya.
- Sebab sebab
ketidakpastian
Menurut
Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa
penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
1. Obsesi
Obsesi
merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang
tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui
oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang
yang ingin menjatuhkan dia. Contoh : Seorang pedagang yang
maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin menjadi-jadi, apalagi
setelah ia mengalami kerugian.
2. Phobie
Phobie
adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui
sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang takut terhadap
tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri
jalan mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar
biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi
ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya,
sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya
mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat
baginya, dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria
Histeria
ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu
menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
Contoh : Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu
hari melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang
belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
5.
Delusi
Menunjukan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak
dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
-
Delusi persekusi : menganggap adanya keadaan
yang jelek di sekitarnya. Akibatnya, banyak orang
menjauhinya.
-
Delusi
keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti
ini biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting. Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir
sama dengan delusi persekusi.
-
Delusi
melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama
delirium tremens., hilangnya kesadaran dan
menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan
ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu
yang belum pernah dialami..
6. Halusinasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi.
Dengan sugesti diri, orang dapat juga berhalusinasi.
Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang
yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi,
orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan
itu menemukan sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita
(penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri). Contoh : Atang memang
seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak
minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak
menentu.
7.
Keadaan emosi
Dalam
keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan
mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka
merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah.
Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan melampiaskan
dalam gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau berbicara.
Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau
berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung
menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat
berpikir dengan tenang dan baik.
Untuk
mengatasi atau menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu mencari penyebabnya. Andaikata telah diketahui penyebabnya, namun
kekacauan pikiran tersebut tidak hilang, penderita
perlu diajak ke psikolog.
7.
Usaha-usaha
mengatasi ketidak pastian
1. Konsultasi
Untuk dapat
menghilangkan atau menyembuhkan ketidakpastian tersebut tergantung
kepada mental penderita bagaimana cara seorang penderita tersebut dapat mengatasi
ketidakpastian nya. Bisa dengan cara konsultasi kepada teman
atau kepada seorang psikolog untuk memberikan arahan dan saran untuk menyelesaikan ketidakpastian nya.
2. Berfikir logis
Dengan adanya
ketidakpastian, dibutuhkan cara berpikir yang logis untuk menentukan
putusan dari ketidakpastian. Berpikir yang logis dapat memudahkan
dalam menemukan keputusan ketidakpastian
BAB XIV DAN XV
MANUSIA DAN HARAPAN
1.
Pengertian
Harapan
Harapan
berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat
terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan
seseorang.
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan
pesan kepada ahli warisnya. Berhasil atau tidaknya
suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai
harapan, Misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan
datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana rafiq memperoleh nial A.
Luluspun mungkin tidak.
Harapun
harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada tuhan yang maha esa, agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh sungguh
2.
Apa sebab
manusia mempunyai harapan
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia
langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu
manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah –
tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan
manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
Dorongan
kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan
oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir,
berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya.
Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan
kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam
– macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya
dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manuis itu ialah :
a)
Kelangsungan
hidup (survival)
Untuk melangsungkan
hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan
(tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir. Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah
mengharapkan diberi makan/minum. Kebutuhan makan dan
minum ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan
hidup manusia.
b)
Keamanan
(safety)
Setiap orang
membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir, ia telah membutuhkan
keamanan. Begitu lahir dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan, setelah agak besar, setiap anak menangis dia
akan diam setelah di peluk ibunya setelah bertambah
besar ia dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan
dengan perlindungan yang Nampak secaara moral pun orang lain dapat
memberi rasa aman.
c)
Hak dan
kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
Tiap orang mempunyai
hak dan kewajiban Dengan pertumbuhan manusia maka akan
tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibunya
“Ibu ini kok menganggap reny masih kecil saja, semua
di atur!” itu suatu pertanda bahwa anak itu telah
tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya
d)
Diakui
linkungan (status)
Setiap manusia
membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup,
dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbuny “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dari bagian lirik itu kita
dapat mengambil kesimpulan. Bahwa setiap manusia yang
lahir di bumi imi tentu akan bertanya tentang
statusnya, status keberadaannya, status keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam Negara.
e)
Perwujudan cita
– cita (self actualization)
Selanjutnya manusia
berharap di akui keberadaanya sesuai dengan keahliannya
atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan
bakat atau kepandaiaannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
3.
Pengertian Doa
Berdo’a
adalah salah satu pedang bagi umat muslim, maka dari itu kita sebagai
umat islam harus sering-seringlah berdo’a kepada Allah swt. karena Allah swt sangat senang sekali kepada hamba yang selalu
berdo’a kepada-Nya. Bahkan kita di katakan sombong
kalau tidak pernah berdo’a kepada-Nya. Maka dari itu
kali ini saya akan mencoba menerangkan tentang Pengertian Do’a. Pertama-tama saya akan menjelaskan terlebih
dahulu pengertian Do’a menurut Bahasa dan juga menurut
Syari’at.
Menurut
Bahasa Do’a adalah meminta pertolongan kepada yang lebih tinggi (bisa diharpiahkan usia) dari kita, seperti contoh apabila
kita meminta pertolongan kepada kakak kita untuk
mengambilkan sesuatu barang itu di sebut sebagai do’a
menurut bahasa. Berbeda dengan kita meminta pertolongan kepada
yang lebih rendah (bisa di harpiahkan usia) dari kita maka itu di sebut Perintah. Seperti contoh kita menyuruh adik kita membawakan
sesuatu barang itu di sebut Perintah bukan Do’a
menurut bahasa.
Sedangkan
Menurut Syari’at Do’a adalah memohon dan meminta pertolongan kepada
Allah swt akan apa-apa yang kita inginkan serta Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari
sesuatu yang memadharatkan.
Menurut
bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu
yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah
dari sesuatu yang memudharatkan. Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an
bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti
firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang
tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk
orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau
Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian
keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang
telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau
seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan
orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang
yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta
pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan
tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad)
buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah:
23).
5. Permohonan. Seperti
firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka
berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang
sehari." (al Mukmin: 49).
- Macam-Macam Do’a
Syeikh Abdurrahman bin
Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan
larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." 2 . Adapun
perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah
(permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah
dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang
ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan
berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan
kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi
dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon
besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa
besar.
c) Permintaan yang
ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi
dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya
boleh.
Do'a Ibadah maksudnya
Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada
Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya,
tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah
dan dijauhkan dari azab-Nya.
4.
Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka
jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu
adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang,
bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima
dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu dapat dipercaya.
Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang
yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak.
Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya
itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu
mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan. Dalam
hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan
orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
5.
Kepercayaan dan
usaha untuk meningkatkannya
Dasar kepercayaan
adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
• Kepercayaan pada
diri sendiri
Kepercayaan pada diri
sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada
diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya
pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan
kepadanya.
• Kepercayaan kepada
orang lain
Percaya kepada orang
lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua,
guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan
kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang
berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya.
Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji
itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
• Kepercayaan kepada
pemerintah
Berdasarkan pandangan
teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir,
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah
dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik
kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban
kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih
oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis
mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan
pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada
negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam
masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan
(totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara,
negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai
hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
• Kepercayaan kepada
Tuhan
Kepercayaan kepada
Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan
itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan
rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong
umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya,
sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya.
Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan
dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah
yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta
seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat
beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha
Meningkatkan Percaya pada Tuhan. Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
• Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,
dermawan, dan sebagainya.
• Mengurangi nafsu
mengumpulkan harta yang berlebihan.
• Menekan perasaan
negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://manusiadankegelisahan77.blogspot.co.id/
http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.co.id/2011/12/manusia-dan-kegelisahan.html
http://diankusumawatit7.blogspot.co.id/2015/05/manusia-dan-kegelisahan.html
https://sugiartiika.wordpress.com/2013/11/25/67/
https://ariefimam2.wordpress.com/tugas-ilmu-sosial-dasar/bab-11-manusia-dan-harapan/
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.co.id/2012/11/manusia-dan-harapan.html
http://rioindra48.blogspot.co.id/2014/03/tugas-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan.html