Makalah Ilmu Budaya Dasar
Nama : RHAEDITIAS INGGARTIKA
Kelas : 1PA13
NPM : 15515863
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : JHON HENDRI
PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015/2016
BAB VI
MANUSIA DAN PENDERITAAN
6.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa
penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas
penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat, ada yang ringan.
Namun peranan
individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan
bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang,
atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan
dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam
kasus penderitaan sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan
fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan
cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya,
sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak
paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan
soal-soal psikis yang dihadapinya.
Penderitaan
biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris:
torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala
tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut
sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai
suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan.
Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan
atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang
dianggap sebagai ancaman bagi suatupemerintah.Arti
siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis,
kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Contoh-contoh penderitaan
Di bawah ini adalah beberapa contoh
penderitaan yang mungkin sering kita lihat di lingkungan
kita
ü Pemutusan
hak kerja
Bagi orang yang sudah berkeluarga
mungkin penderitaan ini yang paling di
takutkan apalagi bagi seorang
ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya,hal ini akan berdampak
buruk tidak hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya.
ü Kehilangan
orang tua
Hubungan kita dengan orang tua
merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab itu
pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan
ini. Misalnya dengan berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar
yang baik, dan selalu siap membantunya.
ü Siksaan
Digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara
fisik maupun psikologi. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan
sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman
bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan
telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
ü Phobia
Phobia adalah ketakutakan terhadap
sesuatu secara berlebihan. Phobia bisa disebabkan karena
trauma atau pengalaman buruk yang pernah dialami orang
tersebut pada waktu masih kecil atau pengalaman
unik yang tak terlupakan. Beberapa jenis phobia yang sering
kita jumpai adalah phobia terhadap ketinggian, hewan
peliharaan kegelapan dan reptil.
Ternyata phobia sendiri terbagi dari menjadi beberapa jenis yaitu :
- Clinophobia
- Agrizoophobia
- Novercaphobia
- Heliophobia
- Alektorophobia
- Amaxophobia
- Hedonophobia
- Sinophobia
- Soceraphobia
- Ombrophobia
- Pharmacophobia
- Sumber-Sumber
Penderitaan
Sumber-sumber penderitaan yang
dirasakan oleh manusia ialah :
1. Nafsu
Nafsu adalah semua dorongan yang
ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan termasuk pula instink sehingga menimbulkan keinginan. Batas antara nafsu
dan keinginan tidak terlalu jelas. Nafsu
dapat menimbulkan gairah hidup pada manusia.
Nafsu atau keinginan itu bisa menjadi
suatu penderitaan / kehancuran jika kita tidak bisa mengendalikannya tetapi jika manusia itu bisa mengendalikan
nafsu atau keinginannya maka manusia
itu akan sukses di dunia maupun di alam akhirat.
2. Perasaan
Perasaan merupakan gejala psikis.
Perasaan menyangkut suasana batiniah manusia. kalau
manusia merasakan cinta, benci dan sebagainya.
Perasaan timbul didalam bathin akibat kontak antara manusia dengan lingkungannya dari lingkungan menimbulkan reaksi dalam kaitan reaksi emosional. Reaksi
emosional ini dapat sesuai dengan kehendak pribadi
tapi ketika tidak sesuai dengan kehendak pribadinya
maka akan timbullah rasa tidak puas sehingga timbullah
rasa tidak senang, marah dan sikap negatif
lainnya.
3. Pikiran
Pikiran disebut juga akal budi.
Dimilikinya budi atau akal ini pula memungkinkan manusia
tahu atau mempunyai pengetahuan tentang sesuatu. Tahu
dalam hal ini berarti menghubungkan secara mental sesuatu dengan sesuatu.
4. Kemauan
Kemauan disebut juga kehendak.
Dimilikinya kemauan atau kehendak dalam diri manusia memungkinkan manusia memilih. Oleh karena itu kemauan atau
kehendak ini dapat dikatakan sebagai
pelaksana mengenai apa-apa yang telah di pertimbangkan oleh
akal budi dan perasaan.
Upaya Menghindarkan dari Penderitaan
1) Berani
mengatasi kesulitan yang ada dan mengatasi masalah dengan tenang, berkomunikasi kepada orang lain,
melatih berfikir dan berbuat wajar.
2) Mengambil
hikmah dari satu pengalaman, mengintropeksi diri, serta berdoa dan menyerahkan diri pada Tuhan.
3) Refreshing
dalam berbagai bentuknya seperti rekreasi, hiburan, nonton, olah raga, jalan-jalan, kumpul-kumpul, nongkrong
di café, belanja menghabiskan waktu dan uang.
6.2 Siksaan
Siksaan dapat
diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat
siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan
yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan,
kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan
yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab
yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang,
ketakutan, kesakitan, kegagalan.
Para ahli ilmu
jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang
dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum
phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang
merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah
problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan
ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam
keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si
penderita sepuluh kali lebih parah.
Sifat siksaan psikis
- Kebimbangan,
siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan
mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis
manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat
sangat sulit.
- Kesepian,
merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia
itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan
tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat
mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan
merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia.
- Ketakutan,
adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Rasa takut ini dapat
menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya
manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat
manusia berkejatuhan mental.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang
merasakan ketakutan antara lain :
a)Claustrophobia&Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
Agorophpbia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di
tempat terbuka.
b)Gamang, merupakan ketakutan seseorang
berada ditempat yang tinggi.
c)Kegelapan, merupakan suatu ketakutan
seseorang bila ia berada di tempat yg gelap
d)Kesakitan, merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang dialami.
e)Kegagalan, merupakan ketakutan
seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan.
Penyebab seseorang menjadi phobia
Para ahli medis
mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang
mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan
mereka. Kebayakan phobia dimulai dengan shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu,
misalnya pekerjaan baru, kematian dalam
keluarga, suatu operasi atau sakit yang
serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang
merasa gelisah dan tertekan sejak masih kecil, tetapi phobia
juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang
kelihatannya tenangdan mantap.
Umumnya ada dua
aliran tentang penyebab phobia, ahli ilmu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari
suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya
hilang. Sebaliknya ahli yang merawat
tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan
tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan
6.3 Kekalutan Mental
Penderitaan batin
dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah
gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi
persoalan yang harus diatasi sehingga yang
bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang
mengalami kekalutan mental adalah :
1. Nampak pada
jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada
kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan
kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha
mempertahankan diri dengan cara negatif
3. Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
:
1. Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya
konflik sosial budaya.
3. Cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami
seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif.
- Positif;
trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan
sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah
kejatuhan dalam hidupnya.
- Negatif;
trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat
tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk frustrasi antara lain :
1. Agresi,
berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi
hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang
sekitarnya.
2. Regresi,
adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan
3. Fiksasi,
adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi,
merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada
orang lain.
5.
Identifikasi, adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya
6. Narsisme,
adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Autisme,
ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan
orang lain, ia puas dengan
fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak
terdapat dalam lingkungan seperti :
1. kota – kota
besar
2. anak-anak
muda usia
3. wanita
4. orang yang
tidak beragama
5. orang yang
terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokan secara
sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai
berikut :
1. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
6.4 Penderitaan dan Perjuangan
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia melainkan juga
menderita. Karena itu manusia harus optimis, ia harus
berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti akan mengalami penderitaan, baik
yang berat maupun yang
ringan.
Penderitaan
adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena
tergantung kepada manusia itu sendiri bisa
menyelesaikan masalah itu semaksimal mungkin apa tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah
ia berusaha mengatasi penderitaan
yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini bisa mebuat
manusia kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun
bagi orang lain yang melihat atau berada di
sekitarnya. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan.
Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan
tersebut. Karena penderitaan sebagaimana halnya hanya
sebagai ujian dari yang Maha Kuasa. Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan
kelangsungan hidup. Caranya manusia terssebut harus berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat
sekitar, dengan waspada dan disertai doa
kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tetapi
Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi
sumber dari segala penderitaan tersebut. Penderitaan
yang terjadi selasin dialami sendiri oleh orang yang bersangkutan, tetapi juga bisa dialamai oleh orang lain. Penderitaan juga bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan orang lain.
6.5 Penderitaan, media massa dan seniman
Bagi media masa
dan seniman penderitaan dibuat melalui karya sastra yang dapat dikomunikasikan kepada masyarakat
sehingga ikut merasakan penderiaan tersebut. Dalam dunia
modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan
itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh
kemajuan teknologi dan sebagainya. Penderitaan yang
terjadi di seluruh dunia merupakan salahs atu obyek
sasaran media massa untuk membuat berita,kemudian akan sampai ke seluruh penjuru masyarakat termasukpara
seniman yang kemudian akan mengapresiasikan
rasasimpatinya melalui karya seni
6.6 Penderitaan dan sebab-sebabnya
Sebab-sebab
timbulnya penderitaan
- Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang
manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini
kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat
diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita
hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia
sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut
untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik
baiknya dengan cara yang baik pula. Perbedaan
nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang
menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia
penyebabnya. contoh :
• Perbuatan
buruk orang tua yang menganiaya anak,
• Perbuatan
buruk para pejabat zaman orde lama,
• Perbuatan
buruk manusia terhadap lingkungan : banjir dan tanah longsor
- Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi
akibat penyakit atau siksaan/azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha
manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Banyak contoh kasus penderitaan semacam mi dialami manusia.
Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan bentuk
ini:
1.
Seorang anak lelaki buta sejak
dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak
dapat melihat dengan mata hatinya terang
benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai
di Universitas, dan akhirnya memperoleh gelar Doktor
di Universitas Di Sorbone Perancis. Dia adalah Prof.
Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo Mesir.
2.
Nabi Ayub mengalami siksaan
Tuhan, Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan
memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah Ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya
lagi. Di sini kita dihadapkan kepada masalah sikap
hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah,
tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan
dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang lama.
6.7 Pengaruh Penderitaan
Orang yang
mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya.
Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal
dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap
negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin
atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif
yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan
itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif
biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti
kawin paksa, ia berjuang menentang kawin
paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti
kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan
lain-lain.
Apabila sikap
negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu
dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan
dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.
Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan
Penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negative. Sikap negative misalnya penyesalan
karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri
dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan.
Orang yang
merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak
manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang
siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan
mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa
tidak berdaya.
BAB VII
MANUSIA DAN KEADILAN
7.1 Pengertian Keadilan
Keadilan
merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang mengandung kebenaran,
tidak memihak, dapat dipertanggungjawabkan dan
memperlakukan setiap orang pada kedudukan yang sama di depan hukum. Perwujudan keadilan dapat dilaksanakan dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat,
bernegara dan kehidupan masyarakat intenasional.
Keadilan
ditunjukkan melalui sikap dan perbuatan yang tidak berat sebelah dan memberi sesuatu kepada orang lain
yang menjadi haknya. Untuk membina dan menegakkan keadilan kita sebaiknya mengetahui berbagai
aturan yang tercermin dalam
berbagai teori:
1.Teori keadilan menurut Aristoteles
Dalam teorinya, Aristoteles
mengemukakan lima jenis perbuatan yang dapat digolongkan
adil. Kelima jenis keadilan yang dikemukakan
Aristoteles adalah sebagai berikut:
o
Keadilan komutatif. Keadilan
secara komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan
tidak melihat jasa-jasa yang dilakukannya.
o
Keadilan distributif. Keadilan
distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan
jasa-jasa yang telah dilakukannya.
o
Keadilan kodrat alam. Keadilan
kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan orang lain kepada kita.
o
Keadilan konvensional. Keadilan
secara konvensional adalah keadilan apabila seorang warga
negara telah menaati segala peraturan
perundang-undangan yang telah diwajibkan.
o
Keadilan menurut teori
perbaikan. Perbuatan adil menurut teori perbaikan apabila seseorang
telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang
telah tercemar.
2.Teori keadilan menurut Plato
Dalam teorinya, plato mengemukakan dua
jenis keadilan. Kedua jenis keadilan itu adalah:
o
Keadilan moral. Suatu perbuatan
dapat dikatakan adil secara moral apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajibannya.
o
Keadilan prosedural. Suatu
perbuatan dikatakan adil secara prosedural apabila seseorang
telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan
tata cara yang telah diharapkan.
3.Teori keadilan menurut Thomas Hobbes
Suatu perbuatan dikatakan adil apabila
telah didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati. Mengenai teori keadilan ini, Notonegoro menambahkan
keadilan legalitas atau keadilan hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai ketentuan
hukum yang berlaku.
4.Teori Keadilan menurut Thomas Aquinas (filsuf hukum alam)
Membedakan keadilan dalam dua kelompok :
o
Keadilan umum (justitia
generalis); Keadilan umum adalah keadilan menururt kehendak
undang-undang, yang harus ditunaikan demi kepentingan
umum.
o
Keadilan khusus; Keadilan khusus
adalah keadilan atas dasar kesamaan atau proporsionalitas.
Keadilan ini debedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
1) Keadilan distributif (justitia distributiva) adalah
keadilan yang secara proporsional yang diterapkan dalam lapangan hukum publik secara umum.
2) Keadilan komutatif (justitia cummulativa) adalah keadilan
dengan mempersamakan antara prestasi
dengan kontraprestasi.
3) Keadilan vindikativ (justitia vindicativa) adalah keadilan dalam
hal menjatuhkan hukuman atau
ganti kerugian dalam tindak pidana. Seseorang dianggap adil apabila ia dipidana badan atau denda sesuai
dengan besarnya hukuman yang telah ditentukan atas
tindak pidana yang dilakukannya.
5. Teori
keadilan menurut Notohamidjojo (1973: 12), yaitu :
o
Keadilan keratif (iustitia
creativa); Keadilan keratif adalah keadilan yang memberikan kepada
setiap orang untuk bebas menciptakan sesuatu sesuai
dengan daya kreativitasnya.
o
Keadilan protektif (iustitia
protectiva); Keadilan protektif adalah keadilan yang memberikan
pengayoman kepada setiap orang, yaitu perlindungan
yang diperlukan dalam masyarakat.
6. Keadilan menurut John Raws (Priyono, 1993: 35)
Merupakan ukuran yang harus diberikan
untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan pribadi
dan kepentingan bersama. Ada tiga prinsip keadilan
yaitu :
(1) kebebasan
yang sama yang sebesar-besarnya,
(2) perbedaan,
(3) persamaan
yang adil atas kesempatan.
Pada
kenyataannya, ketiga prinsip itu tidak dapat diwujudkan secara bersama-sama karena dapat terjadi prinsip
yang satu berbenturan dengan prinsip yang lain. John Raws
memprioritaskan bahwa prinsip kebebasan yang sama yang
sebesar-besarnya secara leksikal berlaku terlebih
dahulu dari pada prinsip kedua dan ketiga.
Keadilan
memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada
siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang
yang bijaksana.
Contoh
Keadilan:
Seorang
koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada
goresan luka sedikit pun pada wajahnya. Hal tersebut
mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak
adil pada rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet
mendapatkan masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet
itu. Bahkan koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa
bahkan seperti apartemen didalam penjara.
7.2 Keadilan Sosial
Keadilan sosial
adalah sebuah konsep yang membuat para filsuf terkagum-kagum menyatakan
bahwa keadilan apa pun yang ditentukan oleh si
terkuat. Dalam Republik , Plato meresmikan alasan bahwa sebuah Negara ideal akan bersandar para empat sifat baik yaitu : kebijakan , keberanian , pantangan
(keprihatinan) , dan keadilan . sedangakan kata social
adalah untuk membedakan keadilan social dengan konsep keadilan dalam hukum . keadilan social juga merupakan salah
satu butir dalam pancasila .
kadang beberapa orang menganggap yang namanya keadilan itu adalah
kebersamaan
Berbicara
tentang keadilan, Anda tentu ingat akan dasar negara kita ialah pancasila. Sia kelima pancasila, berbunyi :
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dalam dokumen lahirnya Pancasila
diusulkan oleh Bung Karno adanya prinsip kesejahteraan sebagai salah satu dasar negara. Selanjutnya
prinsip itu dijelaskan sebagai prinsip “Tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka”. Dari
usul dan penjelasan itu nampak adanya pembauran pengertian kesejahteraan dan keadilan.
Bung Hatta dalam uraiannya mengenai
sila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”
menulis sebagai berikut “Keadilan Sosial adalah
langkah yang menentukan untuk melaksanakan indonesia yang adil dan makmur”. Selanjutnya diuraikan bahwa para pemimpin Indonesia yang menyusun UUD
45 percaya bahwa cita-cita keadilan sosial dalam
bidang ekonomi ialah dapat mencapai kemakmuran yang
merata.
Panitia Ad –
Hoc majelis permusyawaratan rakyat sementara 1996 memberikan perumusan
sebagai berikut : “Sila
keadilan sosial mengandung prinsip bahwa setiap orang
di indonesia akan mendapat perlakuan yang adil dalam
bidang hukum, politik, ekonomi dan kebudayaan”.
Dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978
tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa) dicantumkan ketentuan
sebagai berikut : “Dengan
sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia manusia indonesia manyadari hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat indonesia”.
Selanjutnya
untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1. Perbuatan
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil
terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka
memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka
bekerja keras.
5. Sikap
menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya
keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah
dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur
pemerataan yaitu :
1.Pemerataan
pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak
2.Pemerataan
memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3.Pemerataan
pembagian pendapatan.
4.Pemerataan
kesempatan kerja.
5.Pemerataan
kesempatan berusaha.
6.Pemerataan
kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
7.Pemerataan
penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8.Pemerataan
kesempatan memperoleh keadilan.
Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan / ketidakadilan setiap
hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan,
menimbulkan daya kreativitas manusia.
7.3 Berbagai Macam Keadilan
Macam-macam
keadilan
a) Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat
yang membuat da menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun).pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Ketidakadilan
terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan
tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan
ketidakserasian.
b) Keadilan Distributif
Aristoles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak
sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan
lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp.
50.000,-. Akan tetapi bila
besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut
tidak adil.
c) Komutatif
Keadilan
ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan
menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh
:
Dr.Sukartono
dipanggil seorang pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya
dengan baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi
karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah
tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena Dr.Sukartono
melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga Dr.Sukartono.
7.4 Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan
seseorang sesuai dengan hati nuraninya,
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan
perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa
apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena
itu jujur juga menepati janji
atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata
ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah
tertetapkan, dan terhubung kepada
Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan
didapatkan di dunia dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu adalah
orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi
oleh kesadaran moral yang
tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan
kewajiban, serta rasa takut terhadap
kesalahan atau dosa.
7.5 Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan
ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan
licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu
kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang
diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan
maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga
dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi
serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang
berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang
yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat sekelilingnya hidup menderita.
Sebab-Sebab Seseorang Melakukan
Kecurangan
Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan, ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya ada empat aspek yaitu:
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek tenik
Apabila ke empat aspek tersebut
dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan
sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum, akan
tetapi apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut
dan jadilah kecurangan.
7.6 Perhitungan (HISAB) dan Pembalasan
Dinegara kita
ada suatu lembaga khusus yang menangani kejahatan yaitu POLISI, disini polisi akan menyelidiki, dan mengungkap berbagai
macam kasus kejahatan yang di lakukan oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab, dan yang selanjutnya akan diserahkan
kepengadilan untuk diproses menurut UUD.
Dalam islam kita
kenal yaitu Yaumul hisab yaitu hari perhitungan segala amal dan perbuatan kita semasa hidup kita didunia. disini manusia
yang telah meninggal akan di hitung semua amal baik
dan buruknya jika amal baiknya lebih banyak maka iya akan masuk
surga dan jika amal buruknya jauh lebih banyak maka akan masuk neraka. dan di neraka inilah segala perbuatan jahat manusia di dunia
akan di balas sesuai dengan banyaknya kejahatan mereka
didunia.
7.7 Pemulihan nama baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang
hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela.
Ada pribahasa
berbunyi “daripada berputih, mata lebih baik berputih tulang” artinya
orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar
nilai nama baik itu sehingga nywa mejadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!”. Dengan menyebut
“nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”. Ada
pula pesan orang tua “jangan membuat malu” pesan itu
juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang
menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering
kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kau laksanakan apa yang kau anggap
tidak baik!”. Dengan melaksanakan apa yang dianggap
baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri,
yang berarti menjaga nama baik keluarga.
Penjaga nama
baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau
tidak baik itu adalah tingkah laku dan perbuatannya. Yang
dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara
lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun,
disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.
Tingkah laku
atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai
dengan kodrat manusia, yaitu :
a)
Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral.
b)
Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk
mewujudkan dirinya sendiri
sebagai pelaku moral tersebut.
Pada
hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya: bahwa apa yang
diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak
sesuai dengan akhlak.
Akhlak berasal
dari bahasa arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari akar kata ahlaq yang berarti penciptaan.
Oleh karena itu, tingkah laku dan perbuatan manusia
harus disesuaikan dengan penciptanya sebagai manusia.
Untuk itu, orang harus bertingkah laku dan berbuat
sesuai dengan ahlak yang baik.
Ada tiga macam
godaan yaitu derajat / pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka
ia akan terjerumus ke jurang kenistaan karena untuk
memiliki derajat/pangkat, harta dan wanita itu dengan
mempergunakan jalan yang tidak wajar. Jalan itu antara lain, fitnah, membohong, suap dan menempuh semua jalan yang diharamkan.
Hawa nafsu dan
angan-angan bagaikan sungai dan air. Hawa nafsu yang tidak tersalurkan
melalui sungai yang baik, yang benar, akan meluap
kemana-mana yang akhirnya sangat berbahaya. Menjerumuskan manusia ke lumpur dosa.
Ada godaan
halus, yang dalam bahasa jawa, adigang, adigung, adiguna, yaitu membanggakan kekuasaan,
kebesarannya dan kepandaiannya. Semua itu mengandung arti
kesombongan.
Untuk
memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir,
melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat
budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan
kepada sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan
dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil, dan
budi luhur selalu dipupuk.
7.8 Pembalasan
Pembalasan
adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Dalam Al-Qur’an
terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan
pembalasan. Bagi yang
bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan, dan bagi
yang mengingkari perintah Tuhan pun
diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka. Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapatkan
pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan, menimbulkan
pembalasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya,
manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul,
manusia harus mematuhi
norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia bermuat amoral, lingkunganlah yang
menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban manusia lain. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar, maka manusia
berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan
hak dan kewajiban itu adalah
pembalasan.
BAB VIII
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
8.1 Pengertian pandangan hidup dan ideologi
Pengertian
pandangan hidup menurut beberapa ahli :
-
Menurut Koentjaraningrat (1980)
pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh
para individu dan golongan didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan
dan sikap hidup.
-
Menurut Manuel Kaisiepo dalam
buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy
Subandrijo (2000: 90) Pandangan hidup mencerminkan
citra diri seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
-
Menurut Lenski dalam buku Ilmu
Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo (2000:
90) Pandangan hidup merupakan bagian dari ideologi.
-
Secara umum Pandangan Hidup
merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani.
Pandangan hidup
ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat,
atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan
serta undang-undang harus merupakan
pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup
sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran,
sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal
inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini,
seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan
yang dihadapinya.
Biasanya orang
akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung
kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan
senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara
lain :
1. Kurangnya
penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
2. Kurangnya
keyakinan pandangan hidupnya.
3. Kurang
memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
4. Kurang mampu
mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam
pandangan hidupnya.
5. Atau sengaja
melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup
tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hidup
erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan
hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup
merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang
pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka
yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman
Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu
bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi
dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup
yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan
sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology.
Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan
akhir.
Dari
definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pandangan hidup adalah pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk
hidup di dunia yang mana mencerminkan diri seseorang.
Pandangan hidup tersebut dapat digunakan dalam
menjalani hidup. Pandangan hidup itu juga bisa diimplementasikan sebagai hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman, fakta, dan
sikap.
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan
berdasarkan asalnya yang terdiri dari 3 macam, yaitu:
1. Pandangan
hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan
hidup yang berupa Ideologi, yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara
tersebut.
3. Pandangan
hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup mempunyai 5
unsur-unsur, yaitu:
1. Cita-cita apa
yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.
2.Kebajikan
segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai dan tenteram.
3. Usaha atau
perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan.
4. Keyakinan
atau kepercayaan, merupakan hal terpenting dalam hidup manusia
5. Etika
Pandangan hidup
adalah pendapat tau pertimbangan yang dijadikan pegangaan, pendoman,
arahan , petunjuk hidup didunia . pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya . pandangan hidup banyak sekali
macamnya dan ragamnya , akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasrkan asalnya yaitu terdiri dari
3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama
yaitu pandangan yang mutlak kebenaraannya
2. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu
pandangan hidup yang relaatif kebenarannya
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai
unsur – unsur yaitu : Cita – cita , kebajikan , usaha
, keyakinan atau kepercayaan .
Manusia
memandang dan menyingkapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor .
faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan , filsafat, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat
atau lainnya. Luasnya spectrum pandangan manusia tergantung
kepada factor dominan yang mempengaruhinya. Cara
pandang yang bersumber pada kebudayaan memiliki spectrum yang terbatas pada bidang – bidang tertentu dalam kebudayaan itu.
Ideologi
berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan
yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman
normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai
dasar cita-cita, nila dasar
dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology menurut
beberapa para ahli yaitu:
a.
Destut De Tracy : Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destut De Tracy
tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
b. Ramlan Surbakti : membagi dalam 2
pengertian
Ideologi
Fungsional : seperangkat gagasan Tentang Kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.
Ideologi Struktural : Suatu sistem
pembenaran seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang
diambil oleh penguasa.
Ada dua hak ideology . yaitu :
1. Ideology hukum
2. Ideology politik
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup.
Pandangan hidup itu bersifat
kodrati. Karena
itu ia menentukan masa depan
seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan
pula apa
arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu
dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup
banyak sekali macamnya
dan ragamnya, akan
tetapi pandangan
hidup
dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam
:
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B)
Pandangan hidup yang berupa ideologi
yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada
negara tersebut.
(C) Pandangan
hidup hasil renungan
yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila
pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan
hidup itu disebut ideologi.
Jika organisasi itu organisasi
politik, ideologinya disebut
ideologi politik. Jika organisasi itu negara,
ideologinya
disebut ideologi negara. Pandangan
hidup pada dasarnya
mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita,
kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita
ialah apa yang diinginkan yang mungkin
dapat dicapai dengan usaha
atau perjuangan. Tujuan
yang hendak dicapai
ialah kebajikan, yaitu segala
hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau peIjuangan adalah kerja keras yang
dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan
akal, kemampuan jasmani,
dan kepercayaan kepada Tuhan.
8.2 Cita-cita
Menurut kamus
umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita
adalah keinginan,
harapan,
tujuan yang selalu
ada dalam pikiran.
Baik keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa
yang mau diperoleh
seseorang pada masa mendatang.
Dengan demikian cita-cita
merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan
hidup yang akan datang. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam
garis linier yang
makin lama makin
tinggi, dengan
perkataan
lain: cita-cita merupakan
keinginan, harapan, dan
tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita
itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Disini persyaratan dan kemampuan
tidak/belum dipenuhi sehinga
usaha untuk mewujudkan cita-cita
itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi
dokter, ia belum sekolah,
tidak mungkin
berpikir baik, sehingga
tidak punya kemampuan berusaha
mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf
angan-angan.
Antara masa
sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita
terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang
dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang
memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang
dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan
ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Faktor manusia
yang mau mencapai cita-cita ditentukan
oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan
hanya merupakan
khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa
anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi
sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya
dengan anak yang dengan
kemauan
keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan, cita-cita
merupakan motivasi
atau dorongan dalam menempuh
hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam
mencapai cita-cita merupakan suatu
perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya
puas.
Faktor kondisi
yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut
yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang
menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar
tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang
menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya
suatu cita-cita, Misalnya sebagai bcrikut
:
Amir dan Budi adalah dua anak pandai
dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi
sarjana. Amir
anak orang yang cukup kaya,
sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita
si Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanya
ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai
cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan
hambatan bagi Budi dalam mencapai
cita-citanya.
Cita-cita
adalah suatu keiginan yang terkandung didalam hati, karena itu cita-cita juga berarti angan-angan,
keiginan, harapan, atau tujuan. Cita-cita diartikan sebagai
angan-angan, keinginan, kemauan, niat, atau harapan,
keinginan ada yang baik dan ada yang buruk, keinginan
yang baik adalah keinginan yang dicapai dengan tidak merugikan orang lain. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat merugikan orang lain.Cita-cita
berarti harapan, keinginan, dan tujuan.
Contoh:
- Cita-cita
yang berarti harapan. Misalnya, Adi mendapat nilai C bukan main kecewanya, ia mengharapkan nilai A, sebab
pesiapan untuk final yang dilaksanakannya cukup lama dan
ia merasa telah menguasai benar-benar materi yang
diujikan.
- Cita-cita
yang berarti keinginan. Maya ingin sekali melanjutkan studinya UGM. Ia mendaftar dan mengikuti testing
masuk perguruan tinggi. Ternyata tidak lulus sehingga
ia tidak dapat melanjutkan studinya di UGM.
- Cita-cita
yang berarti tujuan, Nana bertujuan setamat SMA akan melanjutkan sekolahnya di Jakarta, ikut
pamannya. Ternyata tamat SMA, pamannya dipindah tugaskan
keluar jawa. Hal itu menyebabkan Nana tidak jadi
melanjutkan sekolahnya di Jakarta.
8.3 Kebajikan
Kebajikan atau
kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama
atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya
manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah
seorang individu yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga.
Dia memiliki hati yang pada hakikatnya lagi, memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat
sendiri tentang pribadinya, perasaannya, cita-citanya,
dan hal-hal lainnya. Dari yang dirasakan manusia
tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada
kebaikan untuk dirinya sendiri. Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi manusia egois,
yang seringkali seperti tidak
mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita
harus melihat dari 2 segi, yaitu :
a. Manusia sebagai pribadi, yang
menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
b. Manusia sebagai anggota masyarakat
atau makhluk sosial, manusia hidup bermasyarakat,
saling membutuhkan, saling menolong, dan saling
menghargai anggota masyarakat
Makna Kebajikan
Manusia berbuat baik karena menurut
kodratnya manusia itu baik, bermoral. atas dorongan
hatinya manusia berbuat baik. Manusia adalah seorang
pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia adalah makhluk social, hidup bermasyarakat,
saling menolong,saling mencurigai. Sebagai manusia ia
dapat menentukan sendiri mana yang baik mana yang
buruk. Untuk menimbang dan mementukan
baik/buruk perbuatan, maka faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang adalah:
- Faktor
pembawaan
- Lingkungan
- Pengalaman
yang khas
- Usaha/Perjuangan
Kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita, Setiap Manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. sebagian
kehidupan manusia adalah perjuangan. Perjuangan untuk
hidup merupakan kodrat manusia. Tanpa perjuangan
manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu apapun tenaga/jasmani atau dengan keduanya. Untuk bekerja keras manusia
dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan itulah tingkat kemakmuran manusia berbeda-beda.
8.4 Usaha/Perjuangan
Usaha/perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia
hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian
hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan
untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi
kaya, ia hams kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita
menjadi ilmuwan, ia hams rajin belajar dan tekun serta
memenuh semua ketentuan akademik. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan
tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena
kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat
kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan.
8.5 Keyakinan atau Kepercayaan
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution
(bahan ceramah pada perantaran pengajar Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi,
1981), menurut beliau ada tiga aliran filsafat:
a.
Aliran Naturalisme
Hidup manusia dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.
Kekuatan gaib itu dari natur, dan natur itu dari
Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan,
natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam
semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk
tidak mampu menguasai alam ini karena manusia itu
lemah, manusia hanya dapat berusaha dan berencana tapi
yang menentukannya adalah Tuhan.
Bagi yang percaya pada Tuhan, Tuhan
itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan, karena itu manusia mengabdi pada
ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua yaitu:
a. Ajaran agama yang dogmatis yaitu yang
di sampaikan Tuhan melalui Nabi-Nabi, sifatnya tetap dan tidak berubah
b. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama,
yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas) dan berubah sesuai dengan perkembangan
agama.
Apabila aliran naturalisme ini di hubungkan
dengan pandangan hidup maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup yang dilandasi
oleh ajaran-ajaran agama, manusia yakin
bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan. Pandangan hidup
yang dilandasi bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi,
yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
keagamaan (religius), sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu berasal
dari natur dan pandangan hidup yang dilandasi oleh natur, manusia
yakin bahwa kebajikan itu kebajikan natur dan
pandangan hidup ini sifatnya ateistik. Disebut pandangan hidup komunisme.
b.
Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah akal atau
logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia
berfikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang
baik, walaupun mungkin bertentangan dengan hati nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang artinya Kalbu yang berpusat dihati, sehingga timbullah istilah
“Hati Nurani” artinya daya rasa.
Apabila aliran ini di hubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi, pandangan hidup itu dilandasi oleh
keyakinan, kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal.
c.
Aliran Gabungan
Aliran gabungan adalah kekuatan gaib
dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang
berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar
keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai
logika berfikir maupun sebagai logika rasa. Jadi, apa
yang benar menurut logika berfikir, juga dapat
diterima oleh hati nurani. Logika berfikir tidak
ditekankan pada logika berfikir individu, melainkan
logika berfikir kolektif (masyarakat) pandangan hidup
ini adalah disebut sosialisme akal dalam
arti baik sebagai logika berfikir maupun sebagai daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif.
Pandangan hidup ini disebut sosialisme religius. Dua
pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika
berfikir kolektif, sedangkan pandangan hidup
sosialisme religius menekan pada logika berfikir
kolektif dan individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika berfikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan
kedua-duanya, logika berfikir dan hati nurani.
8.6 Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik
Setiap manusia pasti mempunyai
pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk
dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang
diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar
dapat mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik pula.
Adapun
langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi
manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa
pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan
bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun
ke dunia
2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup
yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan
mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila
dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga
bagi yang berpandangan hidup pada agama Islam.
Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan
ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
3) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti
pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu.
Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh
gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan
validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari
kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh
suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang
penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya
lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan
oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri
bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah
meninggal yaitu di alam akhirat.
6) Mengamankan
Proses
mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan
ini. Langkah yang
terakhir ini merupakan langkah
terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama Islam
dan berpegang teguh kepada pandangan hidupnyaa,lalu suatu ketika
dia dicela baik secara langsung
ataupun secara tidak
langsung, maka jelas dia
tidak menerima celaan
itu. Bahkan bila ada orang yang ingin
merusak atau bahkan ingin
memusnahkan agama Islam baik terang-terangan ataupun
secara diam-diam, sudah tentu dan
sudah selayaknya kita mengadakan tindakan
terhadap segala sesuatu
yang menjadi
pengganggu.
BAB IX DAN X
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
1. Pengertian Tanggung Jawab
Pengertian Tanggung Jawab
-
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab
-
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja.
-
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, dan setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
-
Tanggung jawab adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai
akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain.
-
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk dari perbuatannya itu. Untuk memperolah dan meningkatkan kesadaran bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui
pendidikan, penyuluhan, keteladanan,
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Macam-macam Tanggung Jawab
Ada beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
a) Tanggung
Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut
kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat
dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi,
karena itu manusia mempunyai
pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.
Contoh:
Rudi
membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-seentar ia melihat jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok ke sebuah lobang. Kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan kejadian itu. Ia harus beristirahat di rumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal dirumah beberapa hari merupakan tanggung
jawab sendiri akan kelengahannya.
b) Tanggung
Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggungjawab pada
keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
Contoh
:
Seorang
ibu telah dikaruniai tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia tidak mempunyai pekerjaan / tidak bekerja
pada waktu suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri.
Ditinjau
dari segi moral hal ini tidak bisa diterima karena melacurkan diri termasuk tindakan di kutuk, tetapi dari segi tanggung jawab ia termasuk
orang yang dipuji, karena demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi manusia yang dihina dan di kutuk.
c) Tanggung
Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa
bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab,
agar dapat melangsungkan
hidupnya di dalam masyarakat tersebut.
Contoh:
Dari
Novel Salah Asuhan Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak pengiring, terpaksa
Hanafi mau memakainya juga.
Di dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak kaum perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata pakaian mempelai yang msaih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian
secara zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia
dipaksa memakai secar iut,
sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan pendek.
Setelah timbul pertengkaran di dalam
keluarga pihaknya sendiri akhirnya diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi waktu hendak menutup kepalanya,
sudah berselisih pula. Dengan kekerasan ia menolak pakaian dester suluk,
yaitu pakaian orang Minangkabau.
Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula.hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak
hendak menutup kepala,
karena lebih gila pula dari pada anak komidi, bila ia memakai dester saluk dengan baju
smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri hilang sabarnya dan memukul-mukul dada di muka anak yang “terpelajar” itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan badannya yang sudah
“tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu,
karena sekalian pengantar dan pasumandan ( pengiring
bangsa perempuan ) sudah berkata bahwa mereka tak sudi mengiringkan “mempelai didong”. Akhirnya Hanafi tunduk pula dengan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat, meskipun harus
bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan kesombongannya itu, Hanafi harus menerima
rasa antipati dari masyarakat
Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu.
d) Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia
atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir
dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan
aturan. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
Jika perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus
bertanggung jawab kepada bangsa
atau negaranya.
Contoh: Dalam
novel Jalan Tak Ada Ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa
yang terkenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri
barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya.
Perbuatan Guru Isa ini harus pula dpertanggungjawabkan
kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu diketahui ia harus
berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
e) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan
menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai
tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga
tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai Kitab Suci
melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari
hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan
oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keras sebab
mengabaikan perintah-peintah Tuhan berarti mereka
meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan
manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya.
Contoh : Seorang
biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya
karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan
sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal
ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya
mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam
rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak
memenuhi kodrat manusia pada umumnya yang
seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebenarnya
merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai mahkhlu Tuhan.
3. Pengabdian dan
Pengorbanan
A. Pengabdian
• Pengertian
Pengabdian
Perbuatan baik yang berupa pikiran dan
pendapat sebagai perwujudan kesetiaan, atau suatu
kesetiaan yang di lakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu ada
hakekatnya yaitu rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras seharian penuh itu untuk mencukupi kebutuhannya. Lain halnya
jika kita hanya membantu teman dalam kesulitan mungkin
sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya
sebuah bantuan saja.
• Macam
– macam pengabdian
a. Pengabdian terhadap Tuhan yang Maha
Esa
Penyerahan diri secara penuh terhadap
Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawabnya yang
juga diikuti oleh pengorbanan.
b. Pengabdian kepada masyarakat
Ini timbul karena manusia dibesarkan
dan hidup dalam masyarakat, sehingga sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kemudian melakukan pengabdian juga pengorbanan.
c. Pengabdian kepada raja
Timbul karena seseorang merasa ikut
bertanggung jawab terhadap kelestarian (kelangsungan)
negara dan demi persatuan kesatuan bangsa dan
menyerahkan diri kepada raja yang
melindunginya.
d. Pengabdian kepada harta
Ini terjadi karena seseorang memandang
bahwa harta yang menghidupinya, sehingga tindakan-
tindakannya semata- mata demi harta. Kadang- kadang ia tanpa
menyadari justru mengorbankan dirinya untuk mempertahankan hartanya, yang akhirnya tidak dapat menikmati hartanya
e. Pengabdian kepada keluarga
Ini timbul karena keinginan untuk
membahagiakan keluarga dengan terpenuhinya kebutuhan
secara lahir dan batin secara layak.
• Contoh
Pengabdian dalam Kehidupan Sehari – hari
Seseorang yang sudah lama mengenyam
bangku pendidikan dia berniat untuk melakukan
membangun pendidikan yang lebih layak untuk negaranya. Dia mengabdikan
hidupnya untuk menjadi seorang guru di daerah pedalaman, karena di daerah tersebut masih sangat kurang tingkat masyarakat
yang bisa merasakan bangku pendidikan. Dia mulai untuk
melakukan pendekatan terhadap masyarakat, mengajarkan
mereka dengan ilmu pengetahuan, sehingga daerah tersebut sedikit demi sedikit dapat maju perkembangannya.
B. Pengorbanan
• Pengertian
Pengorbanan
Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda,
pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,
tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada
perbuatan sedangkan,pengorbanan lebih banyak menunjuk
kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan,
tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
• Macam
– macam pengorbanan
a. Pengorbanan harta benda
b. Pengorbanan pikiran
c. Pengorbanan perasaan
d. Pengorbanan tenaga
• Akibat
yang di timbulkan dari sebuah pengorbanan
Suatu hasil yang di harapkan seseorang
setelah melakukan hal yang mulia. Hasil ini biasanya
bersifat positif dan membuat orang merasa hutang budi kepada orang yang berkorban. Hutang budi ini biasanya sulit untuk di lupakan
seseorang dan akan selalu teringat pengorbanan oarang yang berkorban.
• Contoh Pengorbanan
Seorang
ibu rela mengesampingkan keinginannya dalam membeli sesuatu untuk dirinya sendiri, demi membeli kebutuhan anak-anaknya,
meskipun hanya keinginan kecil,
seorang ibu mengorbankan waktu istirahatnya untuk menjaga anaknya.
DAFTAR
PUSTAKA
https://helmyfajri.wordpress.com/2012/04/11/perhitungan-hisab-dan-pembalasan/
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/
http://galihandikamp.blogspot.co.id/2015/05/manusia-dan-tanggung-jawab.html